Ayat 39 dan 40, memerintahkan Muhammad Saw. untuk mengingatkan orang-orang kafir, baik dari kalangan kaum musyrik maupun Ahlul Kitab bahwa mereka akan menyesal pada hari kiamat nanti. Sebelum penyesalan itu tiba, maka berimanlah kepada Allah dengan benar, yakni dengan mentauhidkan-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun dan dengan siapa pun dan jangan lalai mengingat-Nya. Karena Allah lah yang memiliki bumi dan semua manusia yang ada di atasnya dan kepada-Nya jualah semua manusia dikembalikan di akhirat kelak.
Ayat 41-50 menjelaskan kisah dakwah Ibrahim a.s. kepada orang tuanya yang menyembah berhala yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak mampu berbuat apa. Perbuatan itu hanya mengikuti langkah setan yang akan menyebabkan azab Allah di dunia dan akhirat.
Dakwah Ibrahim ditanggapi negatif oleh orang tuanya dan meneror Ibrahim agar segera menghentikannya. Jika tidak, maka ia akan merajam dan mengusir Ibrahim dari negerinya. Nabi Ibrahim menyayangkan sikap orang tuanya dan berharap suatu saat bisa beriman dan mentauhidkan Allah. Ibrahim meninggalkan kaumnya dan tuhan-tuhan yang mereka sembah. Setelah itu, Allah karuniakan padanya Ishak dan Yakub. Allah angkat keduanya sebagai nabi. Allah berikan kepada keduanya rahmat dan buah tutur yang jujur dan tinggi.
Ayat 51 menjelaskan bahwa Musa diberikan Allah kejujuran dan diangkat sebagai rasul dan nabi-Nya.
Ayat 52 dan 53 masih menjelaskan kisah Nabi Musa. Allah berbicara kepadanya di sisi bukit Thur. Allah karuniakan saudaranya Harun sebagai nabi yang mendampinginya dalam berdakwah, sebagai wujud kasih sayang Allah padanya. Ayat 54-57 menjelaskan Nabi Ismail dan Nabi Idris. Mereka adalah orang-orang yang jujur, menunaikan salat, membayar zakat dan berbagai ibadah lain yang disyariatkan Allah sehingga Allah ridha dan angkat derajat mereka.
Ayat 58-63 menjelaskan, para nabi yang disebutkan sebelumnya adalah anak cucu Adam dari keturunan mereka yang Allah selamatkan bersama Nabi Nuh, keturunan Ibrahim dan Ishak serta orang-orang yang diberi hidayah dan dipilih Allah. Mereka adalah manusia pilihan. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mereka tersungkur sujud sambil menangis. Setelah mereka, lahir generasi yang mengabaikan salat dan mengikuti syahwat. Mereka pasti menemui kesesatan dan kebinasaan. Kecuali orang yang bertobat, memperbarui keimanan dan beramal saleh. Mereka akan masuk surga tanpa dizalimi sedikit pun; surga ‘Adn yang dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yang beriman kepada yang gaib. Di dalamnya tidak terdengar perkataan sia-sia, akan tetapi ucapan salam. Mereka diberi rezeki pagi dan petang. Itulah surga untuk hamba-hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya.
Ayat 64 menjelaskan Jibril tidak turun menemui Nabi Muhammad kecuali atas izin dari Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui dan memiliki tujuan yang mulia.
Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far