Hari ke 279: Tadabbur Surah Az-Zukhruf Ayat 23-47

Hari ke 279: Tadabbur Surah Az-Zukhruf Ayat 23-47

Ayat 23-33 meneruskan ayat sebelumnya  terkait penolakan para penguasa, pemuka masyarakat dan orang-orang kaya terhadap para rasul Allah sebelum Nabi Muhammad saw. Kendati wahyu yang dibawa para rasul itu jauh lebih lurus dari tradisi-tradisi nenek moyang,  mereka tetap kafir pada para rasul Allah secara terang-terangan. Lalu Allah azab mereka.

Nabi Ibrahim sangat tegas menolak kemusyrikan kaumnya sehingga Allah jadikan ia teladan sampai akhir zaman. Waktu Allah utus Muhammad saw. sebagai Rasul-Nya, kaum kafir Quraisy memprotes kenapa Allah tidak memilih Al-Walid Ibnu Al-Mughirah, tokoh Mekkah atau Urwah bin Mas’ud As-Tsaqafi dari Thaif. Mereka ingin mengatur rahmat Allah. Padahal, rezeki dan kedudukan Allah yang menentukannya. Al-Qur’an itu lebih baik dari harta yang mereka kumpulkan. Mereka mengira Allah sayang pada mereka disebabkan harta tersebut.

Ayat 34 dan 35 meneruskan pembahasan sebelumnya terkait sifat kaum kafir Quraisy yang keliru memahami kehendak Allah dan ingin memaksakan kehendak mereka kepada Allah. Harta yang banyak, pangkat yang tinggi dan pengikut yang banyak bisa menyebabkan manusia kafir dan sombong pada Allah.

Ayat 35-47 menjelaskan :

  1. Orang-orang yang tidak menjadikan AlQur’an sebagai petunjuk hidup akan berteman dekat dengan setan. Mereka berupaya menjauhkan manusia dari jalan Allah dan mengira  mereka berbuat yang benar. Di akhirat mereka akan menyesal. Sungguh penyesalan yang tidak berguna. Orang-orang yang berteman dengan setan sulit mendapat petunjuk Al-Qur’an.  Mereka tinggal menunggu azab dari Allah, di dunia dan di akhirat.
  2. Allah memerintahkan Rasul saw. untuk komitmen kepada wahyu-Nya agar selalu berada pada jalan yang lurus. Al-Qur’an itu sebagai peringatan untuk Rasul saw. dan umatnya. Diakhirat akan dimintakan pertanggung jawabannya. Semua rasul menyeru kepada mentauhidkan Allah, termasuk Musa yang diutus kepada Fir’aun. Fir’aunpun mentertawakan Musa as.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo