Ayat 48-60 menjelaskan dua hal:
- Meneruskan kisah Musa dengan Fir’aun. Setiap mengingkari mukjizat-Nya, Allah perlihatkan mukjizat lain yang lebih besar. Namun, mereka tetap tidak beriman. Maka, Allah azab mereka agar mereka sadar. Mereka menuduh Musa penyihir dan meminta Musa berdoa kepada Allah untuk dilepaskan dari azab itu. Setelah azab tersebut diangkat, mereka ingkar janji. Fir’aun dengan sombongnya mengklaim sebagai penguasa Mesir dan pemilik sungai-sungai di sekitarnya. Ia juga membanggakan diri dan menghina Musa dan pengikutnya yang miskin. Fir’aun berhasil menipu kaumnya sehingga mereka mentaatinya dalam kefasikan. Fir’aun dan pengikutnya membuat Allah murka sehingga Dia menenggelamkan mereka di laut merah agar jadi pelajaran bagi kaum setelahnya.
- Kasus Isa putra Maryam yang diceritakan Rasul saw. ditertawakan kaum kafir Quraisy sambil mengklaim tuhan-tuhan mereka lebih baik dari Isa. Mereka hanya sekedar membantah dan mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa itu adalah hamba yang diberi nikmat oleh Allah dan bukti kekuasaan-Nya bagi Bani Israel. Kalau Allah berkehendak, Dia pasti kuasa menggantikan manusia di bumi dengan para malaikat-Nya.
Ayat 74-89 menjelaskan hal-hal berikut :
- Kaum kafir dan musyrik kekal dalam neraka. Mereka tidak mendapat keringanan dari azabnya sehingga mereka putus asa. Mereka masuk neraka disebabkan kezaliman yang mereka lakukan. Saking dahsyatnya azab neraka, mereka meminta malaikat penjaganya agar Allah matikan mereka. Allah menjawab : Kami telah datangkan kepada kalian Kitab-Kitab Kami yang mengandung kebenaran, namun kalian membencinya. Kalian merencanakan makar. Kami juga merencanakannya. Kalian mengira Kami tidak mendengar rahasia dan bisikkan kalian. Semuanya dicatat malaikat yang Kami tugaskan.
- Allah itu tidak punya anak. Mahasuci Dia dari apa yang mereka katakan. Mereka tersesat dan bermain-main. Mereka pasti bertemu dengan hari kiamat yang dijanjikan. Allah adalah Tuhan langit dan bumi. Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Pemilik keberkahan, langit dan bumi serta apa saja di antara-keduanya. Hanya Dia yang tahu kapan kiamat terjadi dan kepada-Nya manusia dikembalikan. Allah tidak akan menolong orang yang menyekutukan-Nya. Mereka mengetahui Pencipta mereka adalah Allah, tapi mereka berpaling dari tauhid. Allah menyuruh Rasul saw. agar berpaling dari mereka dan tidak membalas ucapan buruk mereka. Mereka akan mengetahui akibat buruknya.
Tafsir Ibnu Katsir
- Az-Zukhruf, ayat 46-50
- Az-Zukhruf, ayat 51-56
- Az-Zukhruf, ayat 57-65
- Az-Zukhruf, ayat 66-73
- Az-Zukhruf, ayat 74-80
- Az-Zukhruf, ayat 81-89