Ayat 1-4 dari surat Al-Hujurat ini menjelaskan sebagian adab terhadap Allah dan Rasul-Nya. Diantaranya, tidak mendahulukan pendapat dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak meninggikan suara melebihi suara Rasul, tidak berkata kepadanya dengan suara keras. Hal-hal tersebut membatalkan nilai amal ibadah. Orang yang merendahkan suaranya di hadapan Rasul saw. menunjukkan takwa dalam hatinya dan mendapat pahala yang besar. Orang-orang yang memanggil Rasul saw. dari balik kamar Beliau, kebanyakan mereka tidak menggunakan akal.
Ayat 5 meneruskan ayat sebelumnya terkait dengan adab terhadap Rasul saw. Orang yang sabar menunggu Rasul saw. keluar, maka Allah akan memberikan kebaikan baginya, ampunan dan rahmat-Nya.
Ayat 6-11 menjelasakan hal-hal berikut:
- Wajib mengecek kebenaran setiap berita yang datang dari orang fasik (durhaka pada Allah dan Rasul-Nya) agar tidak menyakiti orang yang tidak bersalah yang mengakibatkan penyesalan di kemudian hari.
- Rasulullah adalah Pemimpin dan sekaligus sumber berita. Beliau tidak boleh mengikuti pendapat manusia dalam berbagai hal, karena akan menyulitkan mereka sendiri. Allah tanamkan dalam hati kaum mukmin cinta keimanan, menjadikan iman itu indah dalam hati mereka dan menjadikan hati mereka benci pada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka selalu berada di jalan yang lurus. Itulah karunia dan nikmat Allah yang amat besar.
- Di antara adab sesama mukmin ialah mendamaikan dua kelompok yang berperang, karena mereka bersaudara. Yang menolak perdamaian harus digempur sampai mereka mau berhukum pada Allah. Perdamaiannya harus dengan adil agar dicintai Allah. Allah melarang kaum mukmin saling mengejek. Boleh jadi yang diejek itu lebih baik di sisi Allah dari yang mengejek. Tidak boleh mencela dan memanggil saudara mukmin dengan julukan yang buruk. Perbuatan tersebut adalah kefasikan dan bagi yang terlanjur melakukannya hendaklah ia bertaubat pada Allah.