Ayat 51-56 meneruskan kisah nasib tragis golongan kiri di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang sesat dan menolak kebenaran Allah, Rasul-Nya dan kitab suci-Nya. Makanan mereka di neraka adalah buah zaqqum (buah berduri) yang memenuhi perut mereka dan minuman mereka air panas mendidih dan meminumnya seperti unta yang sangat haus. Seperti inilah tempat tinggal mereka di akhirat nanti.
Ayat 57 – 76 menjelaskan, sebenarnya tidak ada alasan manusia kafir dan mengingkari Allah karena Dialah Pencipta mereka dari air mani yang dimuncratkan. Apakah manusia yang menciptakannya, ataukah Allah? Allah tentukan kematian bagi manusia dan Allah mampu mengganti mereka dengan generasi lain dan membangkitkannya Hari Kiamat. Sungguh dalam proses penciptaan manusia terdapat pelajaran yang mahal. Mengapa tidak dijadikan pelajaran?
Coba perhatikan pohon yang ditanam. Apakan manusia yang menumbuhkannya, ataukah Allah yang menumbuhkannya? Allah kuasa merubahnya menjadi kering dan manusia akan menyesal, bahkan jatuh bangkrut dan dililit hutang. Coba perhatikan pula air yang diminum. Apakah manusia yang menurunkannya dari awan, ataukah Allah? Allah kuasa menjadikannya asin. Mengapa manusia tidak bersyukur? Coba perhatikan api yang dinyalakan. Apakah manusia menciptakan kayu bakarnya, ataukah Allah yang menumbuhkan-Nya? Semua itu Allah jadikan peringatan dan sarana hidup manusia. Maka bertasbihlah dengan nama Tuhan Pencita yang Agung. Allah bersumpah dengan tempat terbit bintang. Sungguh sumpah yang Agung.
Ayat 77-87 meneruskan ayat sebelumnya terkait sumpah Agung Allah bahwa Al-Qur’an itu amat mulia, tersimpan dengan baik dan hanya para malaikat yag suci yang menyentuhnya di langit, serta diturunkan dari Tuhan Pencipta alam semesta. Lalu, kenapa kaum-kaum kafir itu meremehkannya dan rezeki yang Allah berikan untuk mengingkari kebesaran-Nya? Kenapa mereka saat sakratul maut tidak berdaya? Orang-orang di sekitar mereka menyaksikan tanpa daya. Mereka tidak melihat malaikat-malaikat yang ada di samping mereka. Sungguh mereka tidak akan mampu mengembalikan nyawa yang sudah berada di tenggorokan itu.
Ayat 88-96 menjelaskan manusia saat sakratul maut terbagi tiga golongan.
- Al-Muqarrabin (Sabiqun) langsung menikmati kenikmatan surga.
- Ashabul Yamin (golongan kanan). Mereka mendapatkan keselamatan.
- Al-Mukazzibin Adh-Dhallin ( yang menolak kebenaran Allah dan tersesat, atau disebut juga golongan kiri ). Mereka langsung merasakan berbagai siksa dan azab neraka. Sungguh berita ini benar dan pasti terjadi. Sebab itu, maka sucikanlah nama Allah; Tuhan Pencipta yang Maha Agung.