Ayat 1-4 dari surah Al-Jumu’ah ini menjelaskan semua yang ada di langit dan bumi bertasbih pada Allah, karena Dia Raja yang Maha Suci dan Maha Perkasa. Dialah yang mengutus Muhammad Saw. yang ummi di tengah-tengah manusia yang bertugas: Membacakan semua ayat Al-Quran. 2) Melakukan tazkiyatunnafs (penyucian jiwa). 3) Mengajarkan kandungan AlQur’an dan hikmah atau teknis pelaksanaannya.
Semua manusia yang tadinya tersesat akan mendapat jalan hidup yang lurus nan bermakna. Muhammad Saw. diutus Allah menjadi Rasul semua manusia. Risalah-nya sebagai karunia Allah yang Ia berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah Pemilik karunia yang agung.
Ayat 5-8 menjelaskan sebagian kondisi dan sifat Bani Israel seperti, suka membawa Taurat, namun tidak dipahami dan dilaksanakan isinya. Perumpamaannya seperti keledai yang dibebankan di atas punggungnya kitab-kitab. Mana mungkin keledai dapat memahami isi kitab-kitab yang dibawanya? Amat buruk orang-orang yang menolak kebenaran ayat-ayat Allah (wahyu-Nya). Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim atau menyekutukan-Nya. Mereka juga mengklaim hanya merekalah kekasih Allah. Namun, mereka takut mati di jalan Allah. Bahkan mereka ingin lari dari kematian akibat dosa-dosa yang mereka lakukan pada Allah. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. Ingatlah! Kematian itu tidak bisa dihindari karena ia yang mendatangi manusia. Setelah mati, manusia akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Allah akan memberitahukan apa saja yang mereka kerjakan semasa mereka hidup di dunia.
Ayat 9-11 surah Al-Jumu’ah ini menjelaskan etika berdagang pada hari Jumat. Haram hukumnya berdagang dan berbisnis setelah azan dikumandangkan. Namun, setelah selesai shalat Jumat, Allah menyarankan kaum Mukmin agar membuka kembali usaha mereka untuk mencari rezeki Allah dan banyak berzikir pada-Nya agar sukses. Daya tarik perdagangan atau permainan itu sangat kuat sehingga menyebabkan kita lupa shalat dan ibadah pada Allah. Agar kita selamat, pahami dan yakini keuntungan akhirat jauh lebih baik dari keuntungan perdagangan.
Tafsir Ibnu Katsir