Ayat 1-6 dari surah Al-Mutaffifin ini menjelaskan etika jual beli. Neraka bagi orang yang curang dalam jual beli. Di antaranya, bila ia sebagai pembeli maka ia minta dipenuhi takarannya dan bila sebagai penjual (penakar atau penimbang), maka ia kurangi. Apakah ia mengira nanti tidak akan dibangkitkan pada hari yang amat besar persoalannya, yakni hari kiamat? Pada hari itu, manusia semuanya bangkit menghadap Allah, Tuhan pencipta alam semesta.
Ayat 7-17 menjelaskan kitab catatan kaum kafir bernama Sijjin. Di dalamnya tertulis semua amal kejahatan mereka. Orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan, pada hari kiamat akan celaka, karena mereka melampaui batas, pendosa dan menuduh Al-Qur’an cerita dongeng. Hati mereka berkarat akibat dosa-dosa yang mereka lakukan. Di akhirat, mereka tidak akan melihat Allah dan akan masuk neraka sebagai balasan dosa yang mereka lakukan.
Ayat 18-34 menjelaskan kitab catatan kaum Mukmin yang beramal saleh bernama ‘illiyyin. Di dalamnya dicatat semu amal ibadah mereka. Disaksikan oleh para malaikat yang dekat dengan Allah. Mereka berada dalam kenikmatan, duduk di atas dipan sambil melepaskan pandangan sejauh mata memandang. Wajah mereka bersinar tanda kesenangan dan kebahagiaan. Kepada mereka diberikan minuman khamr pilihan yang masih tersegel dengan kasturi. Campuran minumannya dari mata air yang diminum oleh orang-orang yang dekat dengan Allah. Orang-orang yang mengolok-olokan dan menuduh kaum mukmin sesat di dunia, pada hari itu akan ditertawakan kaum mukmin.
Surga inilah yang layak bagi manusia, khususnya kaum Mukmin untuk diperebutkan dalam meraihnya, bukan kehidupan dunia yang fana.
Ayat 35 dan 36 menjelaskan orang-orang Mukmin duduk di atas dipan-dipan sambil melihat Allah. Sedangkan kaum kafir mendapat balasan yang setimpal dengan mereka lakukan.