Makna Berbagi

Makna Berbagi

Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran Anda? Mungkin berbagi dana, berbagi pakaian layak pakai, sembako, susu, atau berbagi makanan. Ya, semua jawaban biasanya dalam bentuk materi. Itu mungkin karena di kepala kita telah tertancap ide-ide materialistik yang sudah mengglobal. Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat material dan kasat mata. Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah
mesti berbentuk materi.

Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survei untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah manis dan lucu. Dia masih sekolah kelas nol besar.
Siapa namamu nak? sapa ayah saya.
Nama lengkap saya Teti Estidilla Om, panggil aja saya Teti, Esti atau Dilla terserah om aja jawabnya manja.
Ok, Om panggil Dilla aja ya, Dilla sudah punya sepatu baru? tanya ayah saya.
Sudah om, dikasih Abah (pemimpin panti). Dilla juga sudah punya baju baru urai Dilla.

Kalau begitu Dilla mau apa? tanya ayah saya.
Nggak ah ntar Om marah jawab Dilla.
Nggak sayang, Om nggak akan marah, ayah saya menimpali.
Nggak ah ntar Om marah, Dilla mengulang jawabannya.
Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Dilla adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan ayah saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Dilla.

Ayo Nak katakan apa yang kamu minta sayang, pinta ayah saya.
Tapi janji ya Om tidak marah? jawab Dilla manja.
Om janji tidak akan marah sayang, tegas ayah saya.
Bener Om nggak akan marah? sahut Dilla agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala.

Dilla menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah.
Sambil tersenyum Ayah mengatakan ayo Nak, katakan, jangan takut, Om tidak akan marah Nak.
Bener ya Om nggak marah?, ujar Dilla sambil terus menatap wajah ayah saya. Sekali lagi ayah saya menganggukkan kepala.

Dengan wajah berharap-harap cemas, Dilla mengajukan permintaanya
Mmmm, boleh gak mulai malam ini Dilla memanggil Om..dengan panggilan Ayah?. Dilla sedih gak punya ayah
Mendengar jawaban itu, Ayah saya tak kuasa membendung air matanya. Segera dia peluk Dilla,
Tentu Anakku.. tentu Anakku mulai hari ini Dilla boleh memanggil Ayah, bukan Om.
Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Dilla berkata terima kasih ayah, terima kasih ayah…

Hari itu, adalah hari yang takkan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Dilla. Karena merasa belum memberikan sesuatu berbentuk material kepada Dilla maka sebelum pulang Ayah bertanya lagi pada Dilla,
Anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu dan kakak-kakakmu, apa yang kamu minta nak?
Kan udah tadi, Dilla sudah boleh memanggil Ayah, jawab Dilla.

Dilla masih boleh minta lagi sama ayah. Dilla boleh minta sepeda, otoped, atau yang lain, pasti akan Ayah kasih. jelas Ayah saya.

Nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, aku minta Ayah bawa foto bareng yang ada Ayah, Ibu dan kakak-kakak Dilla, boleh kan Ayah?
Dilla memohon sambil memegang tangan Ayah.

Tiba-tiba kaki Ayah lunglai. Dia berlutut di depan Dilla. Dia peluk lagi Dilla sambil bertanya,
Buat apa foto itu Nak?

Dilla ingin tunjukkan sama temen-temen Dilla di sekolah, ini foto ayah Dilla, ini ibu Dilla, ini kakak-kakak Dilla. Ayah saya memeluk Dilla semakin erat, seolah tak mau berpisah dengan gadis kecil yang menjadi guru kehidupannya di hari itu.

Terima kasih Dilla. Meski usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan kita akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaan kita di dunia.

Dikutip dari Jamil Azzaini

support by:

umroh-haji.net

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo