Ayat 71-73 menjelaskan kecanggihan manajemen waktu Allah dengan sistem pergantian siang dan malam. Kita akan mengalami kesulitan menata kehidupan jika Allah jadikan malam atau siang sampai kiamat. Siang dalam malam itu adalah bagian dari rahmat Allah pada manusia. Malam Allah ciptakan untuk tidur. Sedang-kan tidur itu di malam hari itu cara terbaik untuk beristirahat dan recovery otak. Siang Allah ciptakan agar manusia mudah mencari rezeki dan karunia-Nya.
Ayat 74 dan 75 menjelaskan nanti di akhirat Allah akan menyeru kaum musyrikin dan menanyakan pada mereka tuhan-tuhan yang mereka sembah di dunia. Allah juga akan memunculkan setiap umat itu rasul mereka untuk bersaksi. Saat itu kaum kafir dan musyrik sadar apa yang mereka ada-adakan di dunia adalah kesesatan.
Ayat 76 dan 77 menjelaskan bahwa Qarun itu dari kaum Nabi Musa. Ia tersesat karena membanggakan kekayaan yang diberikan Allah kepadanya. Padahal kaumnya sudah menasihatinya agar tidak membanggakan harta, menjadikannya tujuan dan sebagai standar kemuliaan dalam kehidupan serta menyebabkan kesombongan atas manusia lainnya.
Orang-orang beriman pada Allah dan akhirat menjadikan harta sebagai sarana meraih keuntungan akhirat sebesar-besarnya, mencari keridaan Allah, bekal untuk masuk surga dan membangun rumah di dalamnya. Adapun terkait kebutuhan dunia, hanya sebatas kebutuhan pokok yang dibolehkan Allah seperti, makanan, minuman, pakaian, rumah dan sebagainya dan tidak boleh berlebihan dalam berbelanja serta menumpuk-numpuk harta.