Hari ke-220: Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 78-88

Hari ke-220: Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 78-88

Ayat 78-84 meneruskan kisah Qarun sebelumnya dan akibat buruk kebanggaannya pada harta, di dunia maupun di akhirat. Qarun tidak mau mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah khususnya zakat dan infak karena ia meyakini semua harta yang ia miliki itu adalah hasil kehebatan dan kepintarannya. Padahal, betapa banyak manusia sebelum-nya yang lebih kaya dan lebih kuat darinya yang Allah hancurkan karena kufur nikmat seperti yang dilakukannya.

Qarun bukan hanya tidak mau menunaikan kewajiabn hartanya yang Allah tetapkan, bahkan memamerkan hartanya di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang yang silau dengan harta dan di hatinya tertanam kecintaan pada dunia tergoda dan berangan-angan ingin kaya pula seperti Qarun. Namun, orang-orang yang memahami hakikat  harta dan kehidupan akhirat melihat cara pandang materialisme itu sangat berbahaya, karena surga Allah di akhirat jauh lebih baik bagi kaum mukmin yang beramal saleh. Untuk meraihnya perlu kesabaran. Maka, Allah tenggelamkan Qarun ke dalam bumi saat memamerkan harta dan kekayaannya. Saat itu, orang-orang yang silau dengan harta baru menyadari kaya ala Qarun itu memancing murka Allah. Allah yang menentukan siapa di antara hamba-Nya yang diberi-Nya kekayaan.

Sesungguhnya surga itu Allah ciptakan untuk orang yang tidak sombong dan merusak di atas bumi, yakni orang-orang yang bertakwa. Kebaikan akan Allah balas dengan yang jauh lebih baik, sedangkan keburukan dibalas dengan balasan yang setimpal di akhirat kelak.

Ayat 85-88 dari surah Al-Qasas ini menjelaskan beberapa hal terkait Rasul Saw.

  1. Allah  yang mewajibkan Nabi Muhammad Saw. untuk menerapkan hukum-hukum Al-Qur’an.  Sebab itu, Allah meminta pertanggungjawaban Rasul saw. di akhirat atas kewajiban tersebut.
  2. Rasul  saw. menerima Al-Qur’an itu bukan atas keinginannya sendiri, melainkan murni rahmat dari Allah. Sebab itu, Nabi Muhammad Saw. dilarang menjadi penolong kaum kafir dan kekufuran.
  3. Allah mewajibkan Rasul Saw. untuk terus-menerus berdakwah kendati rintangannya sangat berat dan jangan sekali-kali terlibat dalam perbuatan syirik. Semua yang ada pasti hancur kecuali Allah dan hukum itu hanya milik-Nya dan kepada-Nya manusia dikembalikan.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo