Ayat 10 meneruskan ayat sebelumnya terkait nasib manusia di akhirat. Orang-orang kafir kepada Allah dan menolak wahyu-Nya sebagai sistem hidup akan menjadi penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Ayat 11 – 18 menjelaskan beberapa prinsip dan konsekuensi iman kepada Allah:
- Tidak ada satu musibah pun yang menimpa kita kecuali atas izin Allah. Iman kepada Allah menjadi sebab hati kita dibimbing-Nya ke jalan yang lurus. Allah mengetahui segala sesuatu.
- Taat pada Allah dan Rasul Saw. adalah kebutuhan kita. Rasul Saw. hanya bertugas menyampaikan Islam dengan sempurna.
- Konsekuensi kesaksian (syahadat) tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah ialah bertawakal kepada-Nya. Sebab itu, tawakal pada Allah bukti nyata iman kepada-Nya.
- Anak dan istri bisa menjadi musuh terdekat kita, yakni menjadi penyebab jauhnya kita dari Allah dan Islam. Sebab itu, kita harus berhati-hati mendidik mereka. Pemaaf, lapang dada dan pengampunan adalah kunci sukses membangun rumah tangga Islami.
- Harta dan anak adalah ujian. Sebab itu, jangan sampai harta dan anak memalingkan dan melalaikan kita dari akhirat. Takwa pada Allah, menghayati Al-Qur’an, taat pada Allah dan Rasul-Nya dan berinfak di jalan Allah adalah kunci sukses di dunia dan akhirat. Siapa yang berinfak di jalan Allah, maka Allah akan lipat gandakan baginya imbalannya dan akan diampunkan dosanya. Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sebab itu, kita tidak boleh ragu sedikit pun panji-janji-Nya.