Hari ke-3: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 17-29

Hari ke-3: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 17-29

Ayat 17 – 20 masih menjelaskan, perilaku buruk orang-orang munafik itu ibarat orang yang kehilangan cahaya sehingga tidak bisa melihat dan berbuat apa-apa. Atau seperti orang yang berada dalam hujan lebat yang disertai gelap gulita dan petir. Saking takutnya pada petir, ia masukkan anak jarinya ke dalam telinganya. Mereka (kaum munafik) itu adalah orang-orang yang pekak, buta dan bisu terhadap kebenaran Al-Qur’an sehingga selalu curiga dan takut pada Al-Qur’an, Islam dan kaum muslimin.

Ayat 21 – 24 menjelaskan misi hidup manusia adalah ibadah (mentaati) Allah; Tuhan Pencipta seluruh manusia, bumi yang terhampar dan langit dengan bangunan yang kokoh. Dialah Allah yang menurunkan air hujan dari langit sehingga dengan air hujan tersebut Allah keluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezki untuk manusia. Sebab itu, amat tidak masuk akal jika manusia tidak mau mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam beribadah dan sistem hidup. Padahal mereka mengetahui semua yang disebutkan tersebut adalah ciptaan Allah.

Berdasarkan fakta-fakta ciptaan Allah di atas, tidak ada alasan sedikitpun meragukan kebenaran Al-Qur’an sebagai sebuah Kitab Petunjuk Hidup dari Allah diturunkan untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus agar mereka selamat dalam kehidupan di dunia dan terlebih lagi kehidupan akhirat. Namun, jika manusia masih meragukan Al-Qur’an, maka Allah menantang mereka untuk menciptakan satu surah saja yang nilai dan kehebatannya sama dengan Al-Qur’an. Allah mempersilahkan mereka untuk saling bekerjasama untuk mewujudkannya. Faktanya, sejak Al-Qur’an itu diturunkan sampai hari ini tidak ada yang berhasil. Bahkan sampai kiamatpun tidak akan ada yang berhasil menantang Al-Qur’an. Sebab itu, lebih baik mereka beriman kepadanya agar selamat di akhirat dari neraka.

Ayat 25-29 menjelaskan:

  1. Orang-orang beriman kepada Al-Qur’an melaksanakan semua konsekuensi keimanan, yakni beramal saleh sesuai ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw. mereka mendapat kabar gembira dari Allah, yakni surga yang di bawahnya mengalir berbagai sungai, tersedia berbagai jenis buah dan istri-istri yang senantiasa suci dan terbebas dari haid (menstruasi).
  2. Kaum musyrik dan kaum munafik meremehkan perumpamaan-perumpamaan yang Allah cantumkan dalam Al-Qur’an seperti, kaum munafik itu ibarat orang yang menyalakan api, atau berada dalam hujan lebat dan patung-patung yang disembah kaum musyrikin itu seperti sarang laba-laba. Lalu Allah jawab bahwa Dia sama sekali tidak malu membuat perumpamaan seperti itu, bahkan lebih rendah dari itu seperti seekor nyamuk pun tidak masalah, karena mengandung hikmah yang amat besar. Hikmah tersebut hanya dipahami oleh orang-orang beriman kepada Allah dengan konsep tauhid-Nya. Dengan perumpamaan-perumpamaan tersebutlah manusia bisa dapat petunjuk dan orang yang fasik menjadi tersesat, yaitu orang yang melanggar janji Allah, memutuskan tali persaudaraan dan melakukan kerusakan di atas muka bumi.
  3. Semua manusia akan melewati 5 periode perjalanan; mati, hidup, mati kembali, hidup kembali dan kembali ke akhirat; surga atau neraka. Sebab itu, satu-satunya jalan keselamatan dalam perjalanan panjang menuju akhirat ialah Islam yang Allah ridhai dan jamin kesempurnaannya.
  4. Allah telah menciptakan semua kebutuhan manusia tersimpan di dalam bumi, lalu Ia bersinggasana di langit dan menciptakan 7 lapis langit. Sungguh Allah Mahakuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo