Di samping 5 karakter orang-orang yang bertakwa yang dijelaskan 5 ayat sebelumnya, maka pada ayat 182-186 menambahkan 4 karakter lainnya,
- Melaksanakan shaum Ramadhan.
- Menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup (the way of life).
- Berdoa dan berharap hanya kepada Allah.
- Menjalankan semua perintah Allah.
- Orang-orang bertakwa itulah sesungguhnya orang-orang yang berada dalam kebenaran. Semua karakter takwa tersebut akan dapat diraih bila Al-Qur’an benar-benar dijadikan sebagai petunjuk yang menata semua aspek kehidupan dunia dan tidak ada yang ditinggalkan.
Di samping itu, ayat 184 dan 185 juga menjelaskan tatacara pelaksanaan shaum Ramadhan seperti, shaum Ramadhan itu sebulan penuh (29 atau 30 hari), bagi yang sakit dan musafir boleh berbuka dan ganti (qadha’) setelah Ramadhan selesai dan bagi yang sudah tua dan berat melakukannya boleh tidak shaum dan membayar fidyah untuk fakir miskin sebanyak satu hari kebutuhan makan mereka untuk satu hari shaum yang ditinggalkan. Sedangkan shaum itu ditetapkan dengan melihat anak bulan (hilal). Keringanan (rukhsah) bagi yang sakit, musafir dan tua bangka itu bukti Allah tidak menyulitkan kita dalam menerapkan ajaran Islam.
Ayat 187 masih menjelaskan tata cara shaum Ramadhan seperti, dibolehkan menggauli istri di malam hari (sejak matahari tenggelam sampai terbit fajar yang menandakan masuknya waktu subuh), makan dan minum di malam hari dan tidak boleh menggauli istri di malam hari jika kita beri’tikaf di masjid, khususnya i’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan. Sedangkan waktu sahur itu ialah sampai terbit fajar shadiq, yakni tanda masuk waktu salat subuh. Sedangkan waktu shaum (berpuasa) sejak terbit waktu fajar shadiq sampai tenggelam matahari.
Ayat 188 menjelaskan, Allah melarang memakan harta dengan jalan tidak halal seperti mengingkari hutang yang tidak ada bukti dan dibawa ke pengadilan agar dimenangkan. Hal tersebut adalah dosa yang disengaja. Allah murka kepada orang yang memakan harta yang diperoleh dengan cara tersebut.
Ayat 189 mejelaskan hilal (bulan sabit) itu untuk perhitungan waktu, bukan tanda sial, dan juga menjadi tanda waktu shaum Ramadhan, masa haid wanita dan ibadah haji. Kalau masuk ke rumah, hendaklah masuk dari pintu depan dan jangan dari pintu belakang. Kebaikan itu adalah bertakwa pada Allah. Sedangkan takwa pada Allah syarat keberuntungan.
Ayat 190 menjelaskan, perintah memerangi orang-orang yang memerangi kaum muslimin dengan landasan fi sabilillah dan tidak boleh melampaui batas. Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas.