Hari ke-21: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 246-252

Hari ke-21: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 246-252

Ayat 246 – 248 kembali menceritakan perilaku buruk Bani Israel. Kali ini terkait dengan pemuka-pemuka Bani Israel sepeninggal Nabi Musa meminta kepada Nabi mereka agar Allah mengutus seorang raja untuk mereka sebagai pemimpin perang di jalan Allah. Nabi tersebut menanyakan keseriusan permintaan mereka yang terkesan aneh, karena lazimnya mereka sulit menerima perintah Allah, apalagi terkait perang. Mereka dengan fasih menjawab bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak berperang karena mereka dan anak-anak mereka sudah diusir dari negeri mereka, yakni Palestina. Benar saja, setelah diwajibkan berperang, mereka berpaling kecuali sedikit saja yang ikut berperang.

Kemudian setelah Allah mengangkat Talut sebagai Raja, mereka memprotesnya dengan alasan Talut bukan orang kaya. Lalu Nabi mereka menjelaskan bahwa Allah yang memilih Thalut itu menjadi Raja dan telah diberikan padanya kelebihan ilmu dan kekuatan fisik. Untuk menjadi pemimpin itu tidak berdasarkan kekayaan dan harta yang dimilikinya. Hanya Allah-lah yang menentukan kepada siapa Dia berikan kerajaan-Nya, bukan sesuai selera Bani Israel atau manusia-manusia sejenis dan berkarakter yang sama dengan mereka.

Kemudian Nabi mereka menjelaskan bahwa bukti keberkahan Raja Thalut ialah datangnya kembali Tabut (kotak) yang diambil oleh para musuh mereka sebelumnya. Isi Tabut tersebut adalah lembaran ayat-ayat Allah yang membuat hati mereka tenang dan peninggalan keluarga Musa dan Harun yang dibawa oleh para Malaikat. Kembalinya Tabut itu sebagai bukti Kekuasaan Allah untuk Bani Israel, jika mereka mau meyakininya.

Panjang dan beragamnya kisah Bani Israil yang Allah ungkap dalam surat Al-Baqarah ini pasti banyak hikmahnya. Diantaranya, agar kita sebagai umat Rasul saw., umat akhir zaman tidak meniru dan berperilaku seperti mereka. Jika kita meniru atau berperilaku  seperti mereka, pasti kita akan mengalami nasib yang sama dengan mereka. Kondisi umat Islam saat ini mirip dengan kisah Bani Israel tersebut.

Ayat 249 – 252 masih berkisah tentang kelakuan buruk Bani Israel saat bersama Raja mereka; Thalut. Saat mereka sudah berada di luar kota sedang menuju medan peperangan, Thalut memperingatkan mereka akan ujian Allah berupa melewati sebuah sungai. Siapa saja diantara mereka yang meminum air sungai itu maka akan menjadi lemah dan tidak mampu melawan musuh, kecuali hanya sekedar mencicipi dengan tangan mereka. Benar saja, saat melewati sungai tersebut beramai-ramai mereka meminumnya sebanyak mungkin kecuali segelintir saja yang lolos dari ujian tersebut.

Menurut Ibnu Katsir mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari 80.000 personil Bani Israel, hanya 300 lebih saja yang taat pada Talut. Jumlah ini mirip dengan jumlah pasukan Rasul saw. dalam perang Badar. Setelah melewati sungai, pasukan Talut merasa tidak berdaya menghadapi pasukan Jalut karena kekenyangan yang menyebabkan mental jadi lemah. Lalu, para ulama mereka yang taat, takwa kepada Allah dan merindukan bertemu Allah memberi mereka motivasi dengan menyingkap tabir sejarah manusia bahwa banyak sekali kasus terjadi yang sedikit itu mengalahkan yang banyak dengan izin Allah, dengan syarat jika mereka sabar mengikuti ketentuan-ketentuan Allah. Sebab orang-orang yang sabar itu bersama Allah.

Motivasi tersebut terbukti. Saat berhadap-hadapan dengan Jalut dan pasukannya, sekelompok pasukan Talut yang merindukan pertemuan dengan Allah itu berdoa: Ya Allah. Anugerahkan kepada kami kesabaran, dan kokohkan iman dan pendirian kami serta tolonglah kami menghadapi kaum kafir.

Allah-pun menganugerahkan kepada  mereka kemenangan dan Daud berhasil membunuh Jalut. Setelah itu, Allah berikan kepada Daud kerajaan dan hikmah serta mengajarkan kepadanya apa saja yang ia inginkan. Inilah sunnah tadafu’ (manajemen konflik) yang Allah tetapkan antara hamba-hamba-Nya yang beriman dengan hamba-hamba-Nya yang kafir. Kalaulah sunah tadafu’ tidak ada, maka bumi ini hancur akibat kejahatan kaum kafir. Namun Allah mempunyai karunia untuk seluruh alam.

Kisah dan bukti-bukti kekuasaan Allah tersebut Allah ceritakan dengan gamblang kepada Muhammad saw. dengan benar sebagai bukti bahwa beliau adalah salah seorang Rasul-Nya, bahkan menjadi Rasul terakhir sampai hari kiamat nanti.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo