Ayat 109-115 menjelaskan beberapa prinsip dan fakta yang harus diketahui kaum Muslimin. Apa alasan kita tidak yakin dan tidak menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan ini? Bukankan Al-Qur’an diturunkan Allah? Sedangkan Allah itu adalah Pemilik langit dan bumi dan kepada-Nya semua makhluk-Nya dikembalikan. Sebab itu, tidak ada alasan bagi umat manusia untuk meragukan Al-Qur’an sebagai sistem hidup yang menjamin kebahagiaan di dunia dan keselamatan akhirat.
Telah terbukti bangsa Arab dan generasi Islam pertama menjadi generasi terbaik di dunia setelah mereka mengimani, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur’an (amar ma’ruf dan nahi mungkar). Sebelum itu, mereka adalah bangsa dan masyarakat jahiliyah yang hidup dalam keadaan kacau balau dan penuh kezaliman diantara mereka.
Allah mengabarkan, Ahlul Kitab itu tidak akan mampu menghentikan penyebaran Islam kecuali sebatas menghalang-halangi. Mereka adalah umat yang dihinakan Allah dan diazab di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang teguh pada Islam dan memperbaiki hubungan mereka dengan manusia. Mereka dihinakan dan diazab karena mereka kafir pada wahyu-wahyu Allah dan membunuh para nabi. itulah balasan kedurhakaan dan perbuatan mereka yag melampaui batas.
Namun demikian, Ahlul Kitab itu tidak semuanya sama. Sebagian mereka ada yang jujur terhadap ayat-ayat Allah sehingga mereka beriman kepada Al-Qur’an dan Muhammad Saw., beriman kepada Allah, hari akhir, melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar dan bergegas melakukan kebaikan dan mereka termasuk orang-orang saleh. Saat ini, kita menyaksikan kebenaran ayat ini dimana setiap hari ratusan mereka yang masuk Islam di Eropa dan Amerika. Maka semua amal kebaikan mereka tidak akan ditolak Allah.
Ayat 116-121 mengajarkan kepada kita hakikat kehidupan orang-orang kafir dan bagaimana sikap harus diambil kaum mukmin dalam menghadapi mereka. Harta dan anak-anak orang-orang kafir itu tidak akan mampu sedikitpun membantu mereka dari azab neraka. Mereka tetap jadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya. Semua harta yang mereka belanjakan tidak ada gunanya. Seperti angin yang sangat dingin yang menghancurkan kebun dan ladang. Bukan karena Allah zalim pada mereka, namun mereka yang menzalimi diri sendiri.
Sebab itu, Allah melarang kaum mukmin agar tidak menjadikan mereka teman dekat karena akan merusak keimanan, akhlak dan menyebabkan kesusahan. Mereka mengharapkan kaum mukmin itu hancur. Kebencian terhadap kaum mukmin keluar dari mulut mereka. Apa yang mereka pendam dalam hati, lebih besar dari apa yang mereka tampakkan. Allah menegur kaum mukmin agar memahami tanda-tanda kebencian kaum kafir yang dijelaskan-Nya dalam Al-Qur’an dan tidak mencintai mereka, merekapun tidak mencintai kaum mukmin. Kaum mukmin beriman kepada semua Kitab Allah dan mereka tidak. Terkadang jika bertemu kaum mukmin, mereka mengaku beriman, padahal dalam hati mereka kebencian besar.
Bagaimanapun kejahatan mereka, Allah memerintahkan kaum mukmin sabar, bertakwa kepada-Nya dan siap berperang dalam menghadapi berbagai kejahatan mereka seperti yang dilakukan Rasul Saw. Dengan demikian tipu daya mereka tidak akan bermudarat kepada kaum mukmin.