Ayat 128-134 meneruskan hukum dan manajemen rumah tangga. Di antaranya :
- Jika terjadi konflik keluarga disebabkan kekhawatiran istri berbuat serong atau berpaling maka segera dilakukan perdamaian agar rumah tangga utuh kembali.
- Bangun selalu manajemen rumah tangga berdasarkan ihsan (profesional) dan takwa pada Allah.
- Tidak mungkin seorang suami berlaku adil terhadap istri-istrinya secara hati, karena hati itu yang menggerakkannya adalah Allah. Sebab itu, jangan terlalu condong kepada yang satu dan membiarkan yang lain terkatung-katung.
- Kalau upaya perdamaian tidak berhasil, maka perceraian boleh diambil asal dibangun di atas dasar takwa pada Allah.
Didasari bahwa semua langit dan bumi itu milik Allah, maka menaati sistem dan hukum rumah tangga ciptaan Allah yang dibangun di tas dasar takwa pada-Nya, adalah solusi terbaik bagi manusia, khususnya kaum Muslimin sepanjang masa. Bagi yang melaksanakannya akan membuahkan pahala dan kebaikan di dunia dan akhirat.
Ayat 135-140 memerintahkan kaum Mukmin untuk melakukan beberapa hal dan pada waktu yang sama harus meninggalkan beberapa hal, seperti :
- Berlaku adil kendati terhadap diri dan keluarga terdekat.
- Tidak mengikuti hawa nafsu.
- Tidak memutar balikkan kebenaran atau berpaling darinya.
- Bulatkan keimanan pada Allah, Rasul-Nya Muhammad Saw. Al-Qur’an dan Kitab yang diturunkan sebelumnya.
- Sekali-kali jangan kafir pada Allah, malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Para Rasul-Nya dan hari akhirat karena akan menyebabkan kesesatan yang jauh.
- Orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman dan kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekufurannya tidak akan mendapatkan ampuan Allah dan petunjuk jalan yang lurus ari Allah.
- Allah melarang kaum Muslimin untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong dan pemimpin, karena tidak akan meraih kemuliaan. Kemuliaan itu hanya milik Allah. Sedangkan mereka mengingkari Al-Qur’an dan memperolok-oloknya.
- Allah melarang kaum Muslimin untuk duduk-duduk dan berteman dekat dengan orang-orang yang menolak Al-Qur’an dan memperolok-oloknya. Kalau kita lakukan, maka Allah akan menganggap kita seperti mereka.
- Hati-hati terhadap kekafiran dan kemunafikan, karena orang-orang kafir dan munafik itu akan dikumpulkan Allah semuanya dalam neraka.