Hari ke-68: Tadabbur Surah Al-An’am Ayat 19-35

Hari ke-68: Tadabbur Surah Al-An’am Ayat 19-35

Ayat 19-27 menjelaskan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang tertutup merupakan faktor penyebab manusia ingkar kepada Allah, keesaan-Nya dan tidak menerima sistem hidup yang Allah ciptakan untuk mereka dalam Al-Qur’an. Sampai-sampai Allah memerintahkan Nabi Saw. untuk mengajak mereka berpikir ilmiah terkait bukti keberadaan Allah agar terhindar dari menyekutukan-Nya (kemusyrikan).

Kaum Ahli Kitab mengenal betul Rasul Saw. seperti mengenal anak-anak mereka. Mereka merugi karena menolak Rasul Saw. Bahkan mereka sangat zalim karena meng adakan kebohongan atas Allah dan menolak Al-Qur’an.

Faktor lain yang mampu membuka kejumudan akal dan hati manusia sehingga dapat meninggalkan kemusyrikan dan menggantinya dengan mentauhidkan Allah, ialah meyakini dahsyatnya hari kiamat dan neraka. Allah akan mempertanyakan tuhan-tuhan yang dijadikan sekutu bagi-Nya. Lalu, mereka bersumpah atas nama Allah bahwa mereka atidak menyekutukan-Nya.

Di akhirat mereka berani berbohong sebagaimana mereka di dunia melakukan kebohongan atas Allah. Sebab itu, Allah kunci mati hati mereka dan menutup telinga mereka sehigga tidak dapat memahami Al-Qur’an. Kalaupun melihat semua mukjizat, mereka juga tidak beriman dan bahkan menuduh Al-Qur’an cerita dongeng. Mereka menghalang orang lain dari Al-Qur’an dan menjauhkan diri darinya. Sikap seperti itu mencelakan diri sendiri. Nanti mereka akan menyesal dan ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman.

Ayat 28 – 32 meneruskan ayat sebelumnya. Sekiranya Allah beri mereka kesempatan kembali ke dunia, mereka akan tetap kafir. Penyebabnya adalah kecintaan mereka pada kehidupan dunia dan tidak beriman kepada akhirat. Sungguh merugilah orang yang mengingkari akhirat itu. Ketika kiamat tiba, mereka akan menyesali kejahatan dan kezaliman yang mereka lakukan. Kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau belaka. Negeri akhirat itulah yang terbaik bagi orang yang bertakwa. Kenapa mereka tidak bisa memahaminya.

Ayat 32-35 menjelaskan betapa sedihnya Rasul Saw. akibat pengingkaran dan perlawanan manusia terhadap konsep dan sistem kebenaran yang dibawanya, hingga Allah menghibur beliau. Allah berfirman: “Kami sungguh mengetahui bahwa kamu sedih atas apa yang mereka katakan dan tuduhkan padamu. Sebenarnya mereka bukan mengingkarimu, akan tetapi orang-orang musyrik dan zalim itu menolak ayat-ayat-Ku (Al-Qur’an).” Allah melanjutkan, sungguh para rasul sebelum kamu juga ditolak keberadaan mereka. Namun mereka sabar terhadap pengingkaran itu, bahkan mereka disakiti, sampai Kami datangkan pertolongan bagi mereka. Ini adalah sunnah (sistem) Kami. Sedangkan berita para rasul terdahulu sudah disampaikan kepadamu.

Nabi Muhammad saw. merasa betapa beratnya keberpalingan dan perlawanan manusia terhadap Islam. Namun, itulah sunnatullah dalam perjuangan dakwah Islam. Risalah Islam wajib disebarkan dan tidak boleh berhenti. Menghindar atau berhenti adalah kebodohan. Dengan dakwah Islam itu manusia terbagi dua;  yang berpikir pasti bisa menerimanya dan yang zalim tidak bisa memahami dan menolaknya.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo