Ayat 36-44 meneruskan ayat sebelumnya terkait penolakan kaum kafir terhadap Rasul saw. dan Al-Qur’an. Di antara penyebabnya ialah telinga sudah pekak, mata sudah buta, hati sudah keras, setan berhasil menghiasi kezaliman dan kekufuran yang mereka lakukan sehingga terlihat baik. Sekiranya mereka melihat mukjizat Allah yang mereka mintakan, mereka juga tidak akan beriman. Sebab itu, Allah menyuruh Rasul saw. agar memberitahukan pada mere ka bahwa semua yang dilakukan makhluk-Nya tidak ada yang lepas dari catatan-Nya, termasuk burung-burung yang terbang di atas mereka.
Allah juga menyuruh Rasul saw. mengajak mereka berpikir. Sekiranya Azab Allah atau kiamat datang tiba-tiba, apakah mereka masih meminta pertolongan kepada tuhan-tuhan yang mereka sembah itu? Pastilah mereka akan meninta tolong pada Allah dan melupakan tuhan-tuhan meraka.
Ketahuilah! Semua bencana dan azab yang Allah turunkan kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad saw. bertujuan agar mereka tunduk pada-Nya. Faktanya adalah sebaliknya, karena hati mereka sudah keras dan setan menguasai mereka. Allah siksa mereka secara mendadak.
Ayat 45 meneruskan ayat sebelumnya terkait siksaan yang diterima oleh orang-orang yang membangkang kepada Allah, Rasul dan Kitab-Nya. Allah tumpas mereka sampai ke akar-akarnya, sepeti kaum Nuh, Luth dan sebagainya. Saat itu, nyatalah segala puja dan puji itu hanya milik Allah.
Sedangkan ayat 46-52 mengajak manu-sia berpikir objektif, agar mereka bisa mengesakan Allah dan mengakui Kekuasaan-Nya dan sistem yang diturunkan-Nya untuk kebahagiaan mereka sen diri, di dunia dan akhirat. Di antaranya, bagaimana jika Allah ambil pendengaran, penglihatan dan kunci mati hati mereka. Adakah selain Allah yang mampu mengembalikannya normal kembali? Bagaimana jika Allah turunkan azab secara tiba-tiba. Apakah mereka bisa meloloskan diri dari azab tersebut? Dua fakta ini sebenarnya cukup menjadi faktor untuk menyerah kepada Allah, Rasul-Nya dan Al-Qur’an.
Nabi Muhammad sendiri manusia biasa, tidak mengetahui barang simpanan Allah, tidak mengetahui yang gaib dan tidak juga ia malaikat. Dia hanya mengikuti wahyu Allah yang diberikan padanya. Inilah yang membedakan antara yang buta dan yang melihat. Sebab itu, takutlah pada hari perhimpunan raksasa di akhirat kelak. Pada hari itu tidak ada yang bisa memberikan pertolongan dan perlindungan selain Allah.
Allah melarang Rasul saw. agar tidak menyingkirkan para sahabat yang lemah untuk mengharapkan penerimaan para pembesar kafir Quraisy. Itu adalah tindakan bodoh.
Tafsir
- Al-An’am, ayat 33-36
- Al-An’am, ayat 37-39
- Al-An’am, ayat 40-45
- Al-An’am, ayat 46-49
- Al-An’am, ayat 50-54