Ayat 150-155 masih meneruskan kisah Musa dengan kaumnya. Setelah Nabi Musa pulang dari menerima wahyu dan mengetahui perbuatan kaumnya, ia marah dan memarahi Harun hingga menarik kepalanya. Harun berkata: Janganlah aku disalahkan, karena mereka meremehkanku dan nyaris membunuhku. Kemudian Musa berdoa: Ya Allah Tuhan Penciptaku, ampunilah aku dan saudaraku. Masukkanlah kami ke dalam kasih sayang-Mu. Engkau adalah Maha Penyayang.
Telah menjadi keputusan Allah bawa orang-orang yang menyembah anak sapi atau menyekutukan Allah itu akan mendapat murka-Nya dan kehinaan dalam kehidupan dunia. Namun, mereka yang berbuat dosa, kemudian mereka bertobat dan memperbaiki iman, maka Allah akan ampuni mereka. Setelah kemarahan Musa reda, ia mengambil Taurat yang isinya sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaumnya yang takut pada Allah. Kemudian Musa memilih 70 orang dari kaumnya untuk melakukan tobat pada Allah. Namun, saat gempa bumi terjadi, ia berkata: Ya Rabb. Jika Engkau kehendaki, pasti Engkau binasakan mereka dan aku sebelum hari ini. Apakah Engkau akan hancurkan kami disebabkan perbuatan orang-orang bodoh ini? Ini benar-benar cobaan dari Mu. Dengan cobaan itu Engkau sesatkan atau beri petunjuk orang yang Engkau kehendaki. Engkau adalah Pelindung kami dan ampunilah kami karena Engkau adalah sebaik-baik Pengampun.
Ayat 156 dan 157 meneruskan doa Nabi Musa sebelumnya dan dialognya dengan Allah: Tetapkan bagi kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat. Kami kembali kepadamu ya Allah.. Allah berfirman: Azabku akan menimpa orang-orang yang durhaka. Sedangkan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Aku akan tetapkan pada orag-orang yang bertakwa, membayar zakat dan beriman pada wahyu-Ku. Mereka adalah yang mengikuti Rasul yang ummi ini (Muhamamd Saw.) yang mereka temukan sebutannya tertulis dalam Taurat dan Injil. Ia (Nabi tersebut) menyuruh manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah mereka dari yang mungkar, menghalalkan bagi mereka yang baik-baik, mengharamkan bagi mereka yang buruk-buruk, membebaskan mereka dari beban-beban dan belenggu-belenggu jahiliyah yang mengikat leher mereka. Orang-orang yang beriman padanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya (Al-Qur’an) yang diturunkan padanya, maka merekalah orang-orang yang sukses.
Ayat 158 memerintahkan Muhammad bin Abdullah agar mendeklarasikan kerasulannya kepada semua manusia, termasuk kepada Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani). Dia adalah Rasul Allah, Pemilik kerajaan langit dan bumi. Misi utama kerasulan Muhammad ialah, mengajarkan manusia bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dia mengajak manusia agar beriman kepada Allah, Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Isa. Mengikutinya pasti mendapat petunjuk Allah.
Ayat 159 menjelaskan, ada di antara kaum Musa yang menunjukkan manusia kepada jalan kebenaran. Dengan kebenaran itu mereka berbuat adil.
Tafsir
- Al-A’raf, ayat 150-151
- Al-A’raf, ayat 152-153
- Al-A’raf, ayat 154
- Al-A’raf, ayat 155-156
- Al-A’raf, ayat 157
- Al-A’raf, ayat 158
- Al-A’raf, ayat 159