Hari ke-134: Tadabbur Surah Ar-Ra’d Ayat 1-5

Hari ke-134: Tadabbur Surah Ar-Ra’d Ayat 1-5

Ayat 1 surat al-a’raf ini diawali dengan 4 huruf Hijaiyyah (huruf Arab), yaitu, alif, lam, mim dan ra. Dalam Al-Qur’an terdapat 29 surah yang awalnya dimulai dengan gabungan beberapa huruf seperti ini. Tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali hanya Allah. Rasul saw. tidak pernah menjelaskan maksudnya. Demikian juga para sahabat Rasul saw. yang kepada mereka Al-Qur’an diturunkan pertama kali, tidak pernah menjelaskan apa maksudnya. Sebab itu, jumhur ulama tidak berani menafsirkannya. Mereka hanya mengatakan: Allah-lah yang Mengetahui maksudnya.

Ayat 1- 5  menjelaskan hakikat Allah yang menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw.  Ayat-ayat Al-Qur‘an itu adalah al-haq (kebenaran mutlak), karena diturunkan oleh Tuhan Pencipta alam semesta dan Pencipta manusia itu sendri. Namun sayang kebanyakan manusia tidak mau beriman kepada Al-Qur’an sebagai sistem hidup.

Penolakan manusia kepada Al-Qur’an itu bermuara dari tidak atau kurang yakin kepada Allah. Padahal, untuk meyakini Allah itu dapat dilakukan dengan menggunakan akal untuk memikirkan dan mempelajari berbagai ciptaan-Nya di alam semesta, atau apa yang lazim disebut dengan aspek mukjizat sains dalam berbagai ciptaan Allah di alam semesta. Diantaranya :

Terangkatnya benda-benda langit tanpa tiang yang dapat dilihat dengan mata kepala, mata hari dan bulan berjalan sesuai orbitnya, hamparan bumi, di atasnya berdiri gunung-gunung yang menjulang tinggi, berbagai sungai, berbagai tumbuhan dan tanaman yang berbeda-beda seperti anggur, kurma dan sebagainya. Ada pula tanaman itu yang bercabang dan ada yang tidak. Padahal semuanya tumbuh di atas lahan yang berdekatan dan disirami dengan air yang sama.

Orang yang tidak mau beriman kepada Al-Qur’an sebagai  sistem hidup disebabkan tidak yakin pada Allah yang menurunkan Al-Qur’an itu. Kenapa tidak yakin? Karena tidak mau menggunakan akal untuk memikirkan dan mengkaji berbagai ciptaan Allah di alam ini. Penolakan manusia terhadap hari kebangiktan atau kiamat nanti lebih mengherankan lagi. Karena akal manusia mampu memahami sisitem Allah dalam pengendalian alam ini dan bahkan fakta-fakta ilmiyah menunjukkan bahwa suatu saat nanti berbagai benda langit, seperti matahari akan berakhir cahayanya.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo