Ayat 29-35 meneruskan kisah Musa dalam episode berikutnya, yakni pasca kontrak kerjanya dengan Nabi Syuaib dan kepulangannya ke Mesir. Saat Nabi Musa dan istrinya sampai dekat bukit Tur dalam perjalanan mereka menuju Mesir, Musa dipanggil Allah dan diajak bicara. Allah memberikan padanya dua mukjizat, yakni tongkat bisa menjadi ular besar dan tangannya bisa mengeluarkan warna putih, tapi bukan penyakit. Dua mukjizat itu yang akan dibawa Musa kepada Fir’aun dan para pembesarnya yang fasik itu, sebagai bukti bahwa ia adalah Rasul Allah.
Sebagai manusia, Musa takut dibunuh Fir’aun dan para pembesarnya karena sebelumnya ia membunuh seseorang dari suku Qibtiyah. Lalu, Musa meminta kepada Allah agar mengikutkan saudaranya Harun yang lebih fasih lidahnya daripada Musa, dalam misi risalah Tauhid untuk membantu dan membenarkannya. Alasannya, Musa khawatir mereka akan menuduhnya pembohong dan menolak dakwahnya.
Kemudian Allah mengabulkan permintaan Musa dan jadikan Harun untuk memperkuat dakwahnya serta menjamin akan memberikan kekuatan kepada merejka berdua agar mereka tidak akan pernah bisa disakiti Fir’aun dan para pengikutnya. Melalui mukjizat-mukjizat yang akan Allah berikan, Musa dan Harun dipastikan akan memenangkan percaturan tersebut. Maka Musa dan Harun berdakwah tanpa henti.