Hari ke-217: Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 36-50

Hari ke-217: Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 36-50

Ayat 36-43 meneruskan kisah Musa dan Harun dalam episode berdakwah langsung kepada Fir’aun. Episode ini mencakup:

  1. Fir’aun dan para pembesarnya menuduh mukjizat-mukjizat Musa itu adalah sihir yang  direkayasa. Lau Musa mengatakan bahwa Tuhannya, yakni Allah, lebih mengetahui siapa  yang datang membawa petunjuk hidup dari-Nya dan siapa yang akan celaka di akhir hayatnya. Orang-orang zalim itu tidak akan pernah menang dalam percaturan menghadapi para nabi dan rasul Allah.
  2. Fir’aun murka besar kepada Musa karena menyebut Tuhan Allah. Dengan demikian, secara berani Musa tidak mengakui Fir’aun sebagai tuhan. Fir’aun mengolok-olok Allah sambil berkata kepada para pembesarnya bahwa dia tidak mengetahui tuhan selain dirinya. Fir’aun memerintahkan Haman, sebagai arsiteknya membuat bangunan tinggi untuk melihat apa benar Tuhan Musa itu ada. Ia masih yakin Musa pendusta.
  3. Fir’aun dan prajuritnya bersikap sombong tanpa dasar yang benar dan menduga tidak akan dikembalikan kepada Allah di akhirat nanti. Maka Allah menyiksanya dan prajuritnya dengan melemparkan mereka ke dalam laut. Maka apakah akibat buruk berupa penderitaan, kehinaan dan azab yang menimpa Fir’aun dan pasukannya itu tidak cukup dijadikan pelajaran oleh umat Nabi Muhammad saw. dan manusia lainnya?
  4. Kekafiran dan kesombongan yang tertanam kuat dalam diri mereka terhadap Allah dan rasul-Nya menjadi penyebab Allah jadikan mereka du’at (para penyeru) ke neraka. Pada hari kiamat nanti mereka tidak  akan ditolong Allah. Di dunia mereka mendapat laknat Allah dan di akhirat di neraka hidup dalam kondisi fisik yang rusak berat dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
  5. Taurat yang diberikan Allah kepada Musa itu turun setelah beberapa umat sebelumnya dihancurkan Allah.  Selayaknya umat Nabi Musa dapat menerimanya dengan baik dan seutuhnya dan tidak ada yang ditolak isinya. Taurat itu sebagai cahaya hati manusia, petunjuk hidup dan rahmat agar mereka mendapat pelajaran.

Ayat 44-50 menjelaskan dua poin penting terkait dengan kisah Nabi Musa yang sangat rinci yang Allah ceritakan sejak dari awal surah ini, yaitu:

  1. Allah ceritakan kepada Nabi Muhammad  saw. kisah Nabi Musa ketika menerima perintah-Nya untuk lari keluar dari Mesir, saat ia di Madyan dan apa saja yang ia lakukan di sana dan bagaimana pula saat ia dipanggil Allah dan diajak bicara di samping bukit Tur.  Semua itu merupakan rahmat Allah kepada Nabi Muhammad saw. agar beliau dan umat-nya mendapat berbagai pelajaran  yang berharga dalam mendakwahkan tauhid kepada manusia. Di antaranya, lika-liku kehidupan seorang rasul dalam menerima wahyu dari Allah, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyampaikan kebenaran dari Allah, dahsyatnya perlawanan kaum kafir terhadap dakwah rasul Allah dan sebagainya.
  2. Perilaku dan karakter umat Nabi Muhammad saw. yang kafir (menolak wahyu) dan kerasulan beliau sama saja dengan kaum kafir di zaman Nabi Musa as. Ketika Al-Qur’an diturunkan, mereka memprotes kenapa tidak sama dengan Taurat? Mereka menuduh Rasul saw. tukang sihir sebagaimana Musa dan Harun juga  dituduh tukang sihir. Maka tidak ada alasan bagi orang-orang yang menolak dakwah Muhammad saw. kecuali disebabkan mereka mengikuti hawa nafsu. Manusia yang paling sesat adalah yang mengikuti hawa nafsu, tanpa mendapat petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjuki kaum yang zalim.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo