Ayat 24-30 meneruskan kisah Ibrahim dan Luth. Dakwah Tauhid Nabi Ibrahim ditanggapi kaumnya dengan ancaman pembunuhan terhadapnya dengan cara dibakar. Allah selamatkan Ibrahim dari api dengan cara Allah perintahkan api itu keluar dari sifat dasarnya, yakni dari panas menjadi dingin. Peristiwa itu menjadi bukti kebesaran Allah bagi kaum mukmin. Nabi Ibrahim menjelaskan kepada kaumnya bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu hanya sebagai sarana atau media kontak psikologis dan berkasih sayang di antara mereka di dunia saja. Di akhirat kelak, mereka akan saling mengingkari dan melaknat sesama mereka. Tempat mereka adalah neraka dan tidak akan ada bagi mereka penolong.
Dakwah tauhid Ibrahim hanya disambut oleh Luth. Lalu Allah anugerahkan kepada Ibrahim Ishak dan Ya’qub. Allah jadikan dari keturunanannya kenabian dan diberikan kepada mereka Al-Kitab. Di dunia diberikan balasan yang baik, dan di akhirat dimasukkan Allah ke dalam kelompok kaum yang saleh. Nabi Luth menghadapi kekufuran kaumnya yang sangat dahsyat.
Ayat 31-38 meneruskan kisah Ibrahim, Luth dan kaumnya. Kemudian diteruskan dengan kisah penduduk Madyan, ‘Ad dan Tsamud yang Allah hancurkan. Allah kirim para Malaikat-Nya menemui Ibrahim untuk memberikan kabar gembira kelahiran anaknya Ishak sambil menginformasikan penghancuran kaum Luth disebabkan kezaliman dan dosa-dosa yang mereka lakukan. Lalu Allah azab dan hancurkan mereka dengan hujan batu panas dari langit dan Allah selamatkan Luth dan keluarganya kecuali istrinya yang berkhianat padanya. Allah tinggalkan bekas peristiwa pemusnahan kaum Luth itu agar menjadi tanda kebesaran Allah bagi kaum yang mau berpikir.
Demikian pula Allah utus Nabi Syuaib kepada penduduk Madyan untuk mengajak mereka mentauhidkan Allah, beribadah hanya kepada-Nya, berharap negeri akhirat dan menghentikan perbuatan curang dalam praktek ekonomi dan bisnis. Mereka menolak dakwah Syuaib. Maka Allah musnahkan mereka dengan gempa sehingga mati bergelimpangan dalam rumah-rumah mereka.
Kaum Ad dan Tsamud juga Allah hancurkan. Bekas rumah-rumah mereka masih dapat disaksikan. Setan menjadikan indah perbuatan dosa yang mereka lakukan sehingga ia dengan mudah dapat menghalangi mereka dari jalan Allah. Padahal mereka orang-orang pintar.