Hari ke-292: Tadabbur Surah Al-Fath Ayat 1-15

Hari ke-292: Tadabbur Surah Al-Fath Ayat 1-15

Ayat 1-9 dari surah Al-Fatah ini menjelaskan tiga hal :

  1. Perdamaian Hudaibiyah antara Rasul saw. dan kafir Qurasy pada tahum ke enam Hijrah  adalah kemenangan nyata bagi Rasul saw. Allah akan mengampuni dosa Rasul saw. yang  sudah lalu dan yang akan datang, menyempurnakan ajaran Islam, menunjukkan padanya jalan yang lurus dan akan memberikan kemenangan gemilang kepada Beliau. Berita tersebut lebih ia cintai dari pada dunia dan seisinya. Bagi para sahabat Allah turunkan ketenangan dalam hati mereka agar iman mereka bertambah. Merealisasikan kemenangan itu sangatlah mudah bagi Allah karena Allah memiliki pasukan langit dan bumi. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
  2. Allah akan masukkan kaum mukmin yang  taat kepada Allah dan Rasul-Nya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya berbagai sungai, menghapus dosa mereka sedangkan mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sesungguhnya menurut Allah. Adapun kaum munafik dan musyrik yang berprasangka buruk kepada Allah, akan mengalami nasib tragis di dunia. Allah murka, melaknat dan menyiapkan  neraka jahannam untuk mereka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali. Untuk menyiksa mereka, bagi Allah mudah saja karena Dia memiliki pasukan langit dan bumi.
  3. Allah mengutus Rasul-Nya sebagai saksi, pembawa kabar gembira dan kabar takut agar manusia beriman kepada-Nya, Rasul-Nya, mengagungkan-Nya, menghormati-Nya dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan sore.

Ayat 10 menjelaskan, Allah meridhai para Sahabat Rasul saw. yang berbai’at Ridhwan saat perdamaian Hudaibiyah. Pada hakikatnya, mereka berbai’at kepada Allah. Sebab itu tangan Allah di atas tangan mereka. Siapa yang melanggar bai’at akan mendapat murka Allah dan  siapa yang memenuhinya akan meraih pahala  yang amat besar, yakni surga.

Ayat 11-15 menjelaskan karakter kaum munafik Arab Badui. Mereka tidak ikut Rasulullah  dalam perang Hudaibiyah karena sibuk mengurusi harta dan keluarga. Mereka mengatakan apa yang tidak sesuai dengan hati mereka. Lalu mereka memohon Rasulullah saw. agar memintakan ampunan Allah. Mereka tidak mau ikut berperang bersama Rasul saw. karena takut mati. Padahal, jika Allah menghendaki mudarat atau manfaat untuk mereka kapan dan di  mana saja, tidak ada yang dapat menolaknya.

Mereka menduga Rasul saw. dan kaum  mukmin akan mati dan tidak akan kembali lagi kepada keluarga mereka saat mereka pergi berperang. Itulah bentuk su’uzhan mereka kepada Allah yang telah menjadi karakter mereka. Mereka adalah kaum yang binasa dan akan  masuk ke dalam neraka, karena sebenarnya mereka belum beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Langit dan bumi ini milik Allah. Allah mengampuni orang yang taat kepada-Nya dan mengazab orang yang durhaka kepada-Nya.  Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah memerintahkan Rasul saw. agar tidak mengikut sertakan mereka dalam perang Tabuk kendati mereka ingin ikut karena yakin Rasul saw. akan menang dan mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang banyak. Merekapun menuduh kaum mukmin dengki  pada mereka. Padahal itu adalah keputusan  Allah dan mereka tidak memahaminya.

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo