Ayat 41-67 menjelaskan dua hal :
- Meneruskan ayat sebelumnya terkait kaum kafir dan nasib mereka di akhirat. Wajah mereka hitam pekat dan ubun-ubun mereka diikat dengan kaki, lalu dilemparkan ke dalam neraka yang dulu mereka ingkari kebenarannya. Mereka berputar-putar di dalam sambil diazab dengan api dan diminumkan air panas.
- Orang yang takut pada Allah dan bertakwa pada-Nya, baginya dua kebun. Di dalamnya terdapat beraneka pohon dan buah-buahan. Ada dua mata air yang mengalir. Semua buah-buahan itu berpasang-pasangan. Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutera sambil memetik buah-buhan yang rendah sehingga dapat dipetik sambil duduk. Di atas permadani itu ada pula bidadari-bidadari selain isterinya yang hanya melihat dan mencintainya dan mereka belum pernah disentuh manusia sebelumnya dan tidak pula jin. Mereka bagaikan sebening permata yakut dan dan seputih marjan. Demikianlah balasan orang bertauhid dan beramal saleh semasa hidup di dunia. Balasan dari Allah jauh lebih baik dari dunia dan seisinya.
Selain dari dua kebun itu ada dua kebun lagi yang tingkatnya sedikit dibawah dua kebun sebelumnya. Keduanya hijau. Di dalam ada dua mata air yang terus menerus memancar. Mari kita renungkan. Masih adakah nikmat Allah yang dapat kita ingkari? Sungguh mustahil manusia mendapat celah untuk mengingkarinya.
Ayat 68-78, menjelaskan di dalam surga ada buah-buahan, kurma, delima dan bidadari-bidadari yang amat baik dan amat cantik. Mereka terpingit dalam kemah-kemah dan belum pernah disentuh oleh manusia sebelumnya dan tidak pula oleh jin. Bersandar pada bantal-bantal hijau dan dan di atas permadani yang indah. Sebab itu, masih adakah celah bagi manusia untuk mengingkari nikmat Allah dalam kehidupan ini? Maka Mahatinggi Tuhan Pencipta yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.