Tadabbur Juz 22 Al-Qur’an: Kandungan Isi dan Konteks Ayat

Tadabbur Qur'an

Juz 22

Juz 22 Al-Qur’an dimulai pada ayat 31 Surah al-Aḥzab. Juz ini mencakup seluruh Surah Sabaʾ dan Surah al-Fatir dan berakhir pada ayat 27 Surah Yasin. Selain Surah al-Aḥzab, semua surah lainnya dalam juz 22 ini adalah surah Mekah dan berfokus pada Keesaan Allah dan rukun iman. Tema inti yang mengalir melalui keempat surah menyangkut rukun iman yang mendasar, terutama hubungan kita dengan Allah dan Rasul-Nya.

Surah al-Aḥzab sangat berfokus pada hak-hak Nabi dan istri-istrinya. Dalam surah ini, kita diajarkan bahwa Nabi adalah suri tauladan yang sempurna, yang diutus sebagai saksi dan pembawa kabar gembira dan peringatan. KIta diperintahkan untuk mengirim salawat kepadanya dan menaatinya. Kita diajari bahwa istri beliau adalah ibu kita dan memiliki aturan khusus yang harus mereka ikuti karena status ini. Semua ayat ini berfokus pada hak-hak Rasulullah .

Di akhir surah, kita diingatkan bagaimana beberapa bangsa di masa lalu tidak menghormati utusan mereka dan kita diperintahkan untuk tidak seperti mereka. “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.”137

Surah ini diakhiri dengan ayat yang mendalam tentang tanggung jawab yang ada pada umat manusia. Makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya menolak untuk mengambil tanggung jawab ini, tetapi umat manusia menerimanya. Kita harus menggunakan kehendak bebas kita untuk menaati Allah dan memenuhi amanah Allah kepada kita.

Sesunggunya kami menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi mereka menolak untuk memikulnya dan khawatir tidak akan mampu melaksanakannya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan dan sangat bodoh.138

Surah berikutnya memberi kita dua contoh tentang bagaimana manusia berurusan dengan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada mereka. Pada cerita Dawud dan Sulaiman, kita melihat respon yang benar. Mereka diberi wewenang atas kerajaan-kerajaan besar dan mereka menjawabnya dengan rasa syukur dan keadilan. “Bekerjalah wahai keluarga Daud, dengan penuh syukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”139

Orang-orang Sabaʾ dikaruniai kekayaan yang besar, tetapi mereka menyalahgunakan kekayaan itu dan tidak menyukurinya, sehingga harta itu diambil dari mereka. Ujian kelimpahan haus dilalui dengan mengungkapkan rasa syukur. Ketika kita bersyukur, Allah akan memberi kita lebih banyak lagi. Ketika kita ingkar, maka nikmat itu hilang. Semua kesuksesan, dengan demikian terletak pada bagaimana menjalani kehidupan yang penuh syukur.

Surah al-Fatir adalah pengingat yang kuat akan kebesaran Allah. Ini adalah surah pendek yang kuat yang berfokus pada tauhid. Baik Surah Sabaʾ dan Surah al-Fatir dimulai dengan al-ḥamdu lillah; mereka adalah dua dari lima surah dalam al-qur’anyang dimulai dengan frasa penting ini. Karena kedua surah tersebut berfokus pada rasa syukur kepada Allah, keduanya dimulai dengan pernyataan yang paling umum untuk mengungkapkan rasa syukur, yaitu dengan mengucapkan al-ḥamdu lillah.

Juz 22 berakhir pada bagian awal Surah Yasin. Surah Yasin adalah surah yang dekat di hati setiap muslim dan sering dibaca di rumah kita. Surah ini berfokus pada tiga pilar utama iman: kepercayaan kepada Allah, Rasul-Nya, dan akhirat. Surah ini dimulai dengan cerita tentang suatu kaum yang menolak rasul-rasulnya, dan akibat dari penolakan tersebut. Ini adalah peringatan yang tegas bagi kita untuk menaati Rasul. Kemudian diikuti oleh bagian-bagian indah tentang tanda-tanda Allah dan diakhiri dengan pengingat Hari Akhir. Keyakinan utama dalam Islam semuanya dapat diambil dari surah ini. Sangatlahlah penting untuk memahami ayat-ayat ini.

Juz 22 berakhir di tengah kisah tiga rasul. Orang-orang di kota itu menolak ketiga utusan itu dan hanya satu orang yang percaya pada mereka. Orang ini memanggil kaumnya menuju kebenaran dan akhirnya malah dibunuh karenanya. Bahkan setelah kematiannya dan setelah dia merasakan surga, dia tetap prihatin dengan umatnya dan berharap mereka bisa mendapatkan pelajaran dari apa yang dia alami, sehingga mereka akan percaya. Inilah hati orang percaya yang sejati; itu dia selalu ingin memberikan bimbingan kepada orang lain dan hanya menginginkan kebaikan bagi mereka.

Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga.” Dia berkata, “Andai saja kaumku tahu. Betapa Tuhanku telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk salah seorang yang dimuliakan.” Dan setelah dia (meninggal), kami tidak menurunkan bala tentara dari langit kepada kaumnya; dan Kami memang tidak perlu melakukannya. Hanya butuh satu teriakan saja, dan seketika itu mereka berhenti (mati).140

 

Catatan Amaliyah.net :

  1. Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
  2. Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
  3. Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
  4. Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360
Amaliyah
Logo