Hari ke-124: Tadabbur Surah Hud Ayat 89-108

Hari ke-124: Tadabbur Surah Hud Ayat 89-108

Ayat 89-95 masih menjelaskan kedurhakaan masyarakat Madyan dan kegigihan Nabi Syuaib menyelamatkan mereka dari penyimpangan konsep hidup yang akan menyebabkan kemurkaan Allah. Berdasarkan pengalaman kaum sebelumnya; kaum Nuh, Hud, Shalih dan Hud, bila kedurhakaan pada Allah dan Rasul-Nya sudah melampaui batas, maka Allah segera mengazab mereka dengan azab yang mengerikan. Inilah yang ditakuti Nabi Syuaib atas kaumnya.  Sebab itu, Beliau menganjurkan kaumnya untuk bertobat dan meminta ampun pada Allah atas kesalahan dan dosa yang mereka lakukan. Allah pasti menerima tobat mereka karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.

Apa yang dikhawatirlan nabi Syuaib benar-benar terjadi. Mereka mengejek Nabi Syuaib dan mengatakan tidak memahami banyak apa yang dikatakan Beliau. Mereka benar-benar brutal dan menerornya dengan ancaman pembunuhan, kalaulah bukan karena mereka menghormati keluarga nabi Syuaib. Lalu, nabi Syuaib menjelaskan sikap dan perbuatan tersebut sangatlah aneh dan menyimpang sambil berkata:  Mengapa kalian  lebih menghormati keluargaku dari pada Allah dan mengabaikan Allah begitu saja? Padahal Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat.

Nabi Syuaib pasrah atas kedurhakaan kaumnya. Namun demikian, ia tetap mengisyaratkan azab Allah yang akan turun pada mereka di dunia dan begitu pula azab akhirat yang akan mereka hadapi.  Pada saat itu akan diketahui siapa yang dihinakan Allah dan siapa yang dimuliakan-Nya. Lalu Allah kirimkan petir yang sangat keras sehingga mereka mati bergelimpangan, tidak yang lolos, kecuali nabi Syuaib dan para pengikutnya yang Mukmin.

Ayat 96 & 97 menjelaskan, Allah mengutus Musa kepada Fir’aun dengan  wahyu dan mukjizat. Para petinggi Fir’aun tetap saja setia padanya, kendati ia sesat.

Ayat 98-108 meneruskan ayat sebelumnya terkiat Fir’aun dan para pengikut setianya. Pada hari kiamat nanti, Fur’aun akan menggiring mereka masuk neraka. Duhai malangnya Fir’aun, para petinggi dan para pengikut setianya. Di dunia mendapat azab dan laknat Allah, sedangkan di akhirat masuk neraka. Ayat-ayat tersebut juga menjelaskan beberapa sistem kehidupan yang Allah tetapkan  untuk manusia:

  1. Para pemimpin kekafiran akan dimasukkan Allah ke neraka lebih dahulu sebelum para pengikut mereka. Mereka mendapatkan azab di dunia dan akhirat.
  2. Allah menghilangkan sebagian fakta  sejarah umat yang diazab dan dimusnahkan-Nya dan sebagian lainnya dibiarkan  tetap ada agar menjadi pelajaran bagi manusia-manusia setelah mereka.
  3. Allah sama sekali tidak menzalimi manusia, melainkan merekalah yang menzalimi diri sendiri dengan menjauh dan membangkang terhadap sistem hidup yang Allah ciptakan untuk mereka.
  4. Bila pembangkangan dan kekufuran suatu kaum kepada Allah dan rasul-Nya sudah melampaui batas, maka Allah akan menindak mereka dengan azab yang sangat mengerikan sehingga mereka bisa musnah semuanya dari atas bumi. Tujuannya agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang berharap surga-Nya.
  5. Tempat kembali di akhirat hanya dua: Surga atau Neraka dan sifatnya kekal.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo