Ayat 38-51 menjelaskan berbagai nikmat Allah kepada Nabi Musa sebelum diangkat sebagai Rasul seperti, saat ibunya melemparkannya ke sungai, kemudian diambil musuhnya sendiri dan musuh Allah, yakni Fir’aun. Allah mencintai Musa dan selalu mengawasi kehidupannya.
Allah tunjukkan saudara perempuannya jalan untuk sampai ke istana Fir’aun dan mampu meyakinkan keluarga Fir’aun untuk menyerahkan Musa agar disusui seorang wanita. Wanita tersebut adalah ibunya sendiri. Begitulah cara Allah mengembalikan Musa kepada ibunya agar ia tenang. Allah selamatkan Musa setelah membunuh seseorang di Mesir sampai tinggal di Madyan beberapa tahun. Allah ciptakan Musa untuk menjadi rasul-NYa. Sebab itu, ia ditugaskan mendakwahkan Tauhid kepada Fir’aun yang sudah menjadi thaghut.
Sebagai manusia, Musa takut berdakwah kepada Fir’aun karena Fir’aun akan menyiksanya. Lalu Allah menjamin untuk mengontrolnya. Tugas Musa berdakwah kepada Fir’aun, menyelamatkan Bani Israel dari jajahan Fir’aun. Jaminan keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya dan azab Allah bagi yang menolaknya. Fir’aun marah kepada Musa dan Harun karena tidak mau mengakuinya sebagai tuhan. Tuhan itu yang membeberi rezeki dan petunjuk bagi makhluk-Nya.
Ayat 52 – 64 masih meneruskan kisah Musa dengan Fir’aun. Ayat 51 sebelumnya menjelaskan bahwa Fir’aun menanyakan kepada Musa bagaimana kondisi umat-umat terdahulu. Musa mengatakan bahwa ia tidak mengetahuinya dan Allah pasti mengetahuinya karena Allah itu tidak tersembunyi bagi-Nya apa pun dan tidak pernah lupa sedikitpun.
Musa menjelaskan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, memudahkan manusia membuat jalan-jalan di atas nya, menurukan hujan dari langit sehigga tumbuh berbagai tanaman dan buahnya amenjadi makanan manusia dan binatang ternak. Dari bumi Allah ciptakan manusia, kepadanya mereka dikuburkan dan darinya pula mereka akan dibangkitkan. Fir’aunpun murka dan menuduh Musa dan Harun datang untuk mengusirnya dari Mesir dengan sihir. Fir’aun mengumpulkan para penyihir dan meminta kepada Musa kesediaannya untuk siap bertarung dengan mereka.
Melihat para penyihir tersebut, Musa berkata kepada mereka: Celakalah kalian. Jangan sekali-kali mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, nanti kalian diazab-Nya dan kalian pasti gagal dan kalah. Mendengar ucapan itu, para penyihir tersebut mulai gentar sehingga mereka berselisih bagaimana caranya mengalahkan Musa. Mereka mencari muka kepada Fir’aun dengan menuduh Musa dan Harun penyihir yang ingin mengusir Fir’aun dari Mesir dan menghapus tradisi yang mereka agungkan. Lalu Fir’aun menyuruh mereka berbaris dan yakin bisa menang.
Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far
Tafsir Ibnu Katsir
- Thaha, ayat 36-40
- Thaha, ayat 40-44
- Thaha, ayat 45-48
- Thaha, ayat 49-52
- Thaha, ayat 53-56
- Thaha, ayat 57-59
- Thaha, ayat 60-64