Hari ke-178: Tadabbur Surah Al-Anbiya’ Ayat 25-44

Hari ke-178: Tadabbur Surah Al-Anbiya’ Ayat 25-44

Ayat 25-35 menjelaskan beberapa prinsip dasar tauhid yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya dan juga kepada Rasul Muhammad Saw.

  1. Semua Rasul mendapat wahyu dari Allah. Inti ajaran wahyu itu adalah mengesakan atau menauhidkan Allah dan perintah menyembah dan beribadah hanya kepada Allah.
  2. Banyak manusia yang menuduh Allah memiliki anak wanita dari kalangan malaikat. Padahal  malaikat itu hamba-hamba yang dimuliakan Allah. Mereka tidak pernah mendahului ucapan Allah dan melakukan semua perintah Allah. Allah mengetahui apa saja yang dilakukan  para malaikat itu. Mereka tidak bisa memberikan syafaat kecuali kepada orang yang diridai Allah. Malaikat juga sangat berhati-hati berbicara karena takut pada Allah.
  3. Siapa pun yang mengakui dirinya menjadi tuhan selain Allah, maka balasannya adalah neraka Jahanam. Itulah balasan orang zalim, seperti yang dialami Fir’aun.
  4. Peristiwa Big Bang (Dentuman Besar) adalah cara Allah memisahkan antara bumi dan langit. Semua makhluk hidup Allah ciptakan dari air. Namun orang-orang kafir tetap tidak mau beriman dan mengakui Allah, karena mereka menyombongkan diri dan akal.
  5. Bumi yang terhampar, gunung yang menjadi pasak bumi dan langit yang terpelihara, malam dan siang silih berganti, mata hari dan bulan yang beredar di porosnya, semuanya adalah ayat-ayat kebesaran dan ketauhidan Allah. Semuanya bertasbih kepada Allah (berjalan sesuai sistem Allah). Sayang, orang-orang kafir tidak kunjung dapat petunjuk karena berpaling dari ayat-ayat Allah.
  6. Allah telah memutuskan bahwa semua yang bernyawa pasti merasakan kematian, termasuk para nabi dan rasul. Cobaan itu bisa berupa keburukan dan juga kebaikan. Beruntunglah orang yang sabar dan bersyukur.

Ayat 36-44 menerangkan beberapa hal:

  1. Orang-orang kafir memperolok-olok Rasul Saw. karena beliau menjelaskan bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak memiliki daya dan upaya sedikit pun. Seharusnya mereka mau diingatkan kepada Allah.
  2. Manusia diciptakan Allah memiliki sifat tergesa-gesa. Tapi, mereka menggunakannya untuk segera diturunkan azab Allah. Mereka tidak perlu diminta untuk di-segerakan azab, karena azab bagi kaum kafir itu akan datang pada waktunya. Sekiranya mereka mengetahui nanti api neraka akan  membakar muka dan belakang mereka dan mereka di sana tidak ada yang menolong,  pasti mereka tidak akan meminta disegerakan azab di dunia ini. Azab di dunia ini akan datang  kepada mereka secara tiba-tiba sehingga menyebabkan mereka bingung dan mereka sama sekali tidak mampu menolaknya atau menangguhkannya barang sedikitpun.
  3. Allah menghibur Rasul Saw. dengan menjelaskan bahwa semua rasul yang diutus sebelumnya juga diperolok-olokan. Maka Allah mengepung mereka dengan berbagai macam azab-Nya disebabkan perbuatan dan kedurhakaan mereka.
  4. Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk memperingatkan manusia bahwa tidak akan ada yang mampu menyelamatkan mereka dari azab Allah yang datang di malam hari ataupun di siang hari, selain Allah yang Maha Penyayang. Namun, mereka berpaling dari peringatan tersebut.
  5. Kaum kafir itu berani menantang azab Allah karena meyakini tuhan-tuhan mereka mampu menolong dan menyelamatkan mereka. Faktanya, tuhan-tuhan tersebut tidak mampu menyelamatkan diri mereka sendiri, apalagi menyelamatkan manusia yang menyembahnya. Jika azab tidak turun, berarti Allah hanya menangguhkannya. Bukankah negeri kaum  kafir itu Allah kurangi dari berbagai penjuru. Apakah mereka  mampu menahannya?

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo