Hari ke-57: Tadabbur Surah Al-Maidah Ayat 6-13

Hari ke-57: Tadabbur Surah Al-Maidah Ayat 6-13

Ayat 6 menjelaskan sistem thaharah (bersuci) dari hadats (kotoran batin) kecil dan besar. Hadits kecil dengan berwudu’ dan hadats besar dengan mandi.  Berwudu’ itu dengan membasuh muka, kedua tangan sampai siku, menyapu kepala dan membasuh kedua kaki sampai kedua mata kami. Hadats besar dibersihkan dengan mandi dengan mengguyurkan air ke seluruh tubuh.

Bersuci itu adalah ajaran Islam yang fundamental. Sebab itu, salat harus dalam keadaan suci dari najis, hadats kecil dan hadats besar.  Jika tidak ada air, maka dengan tayammum, yakni menggunakan debu tanah yang bersih dengan mengusappkannya ke muka dan dua tangan sampai mata siku. Sayaratnya, jika kita sakit yang menurut medis tidak memungkinkan memakai air, musafir,  terjadi hadats kecil dan besar.

Ayat 7 mengingatkan kaum mukmin atas nikmat Allah yang begitu banyak dan janji (bai’ah) yang telah diambil dari Rasul saw. untuk taat padanya dan mendukung perjuangannya. Sebab itu, jadikanlah takwa pada Allah landasan semua amal perbuatan.

Sedangkan 8 dan 9 memerintahkan kaum mukmin untuk menjadi penegak keadilan kendati terhadap orang yang dibenci sekalipun, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa. Keimanan dan penegakan keadilan itu adalah amal saleh yang mendapatkan janji ampunan dan pahala yang besar dari Allah.

Ayat 10 masih meneruskan ayat sebelumnya terkait kewajiban penegakan keadilan. Jika menegakkan keadilan yang merupakan pilar politik dan pemerintahan Islam yang utama itu didasari keimanan kepada Allah, maka ia termasuk amal saleh dan akan mendapatkan ampunan dan balasan yang besar. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, yakni menolak dan tidak meyakini sistem Allah, maka pelakunya akan menjadi penghuni neraka.

Ayat 11-13 menyeru kaum mukmin agar mengingat berbagai nikmat Allah yang amat banyak dan besar. Di antaranya, Allah selamatkan kaum mukmin generasi pertama yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya dari serangan dan kejahatan orang-orang kafir yang ingin menghabisi mereka. Sebab itu, kalau kaum mukmin setelah mereka ingin selamat dan mendapatkan perlindungan yang sama dari Allah, maka jadikanlah takwa dan tawakkal pada Allah pegangan hidup sehari-hari.

Allah mengingatkan kaum mukmin agar tidak seperti Bani Israel yang tidak komit dengan janji mereka pada Allah terkait pelaksanaan berbagai ajaran agama seperti salat, zakat, beriman pada para rasul, menolong mereka dan berinfak di jalan Allah. Jika mereka lakukan semua itu dengan baik, maka Allah berjanji akan menghapuskan semua dosa dan kesalahan mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya berbagai sungai. Kenyataanya, semua ajaran agama tersebut mereka langgar. Pelanggar ajaran agama itulah yang menyebabkan mereka tersesat dari jalan Allah yang lurus.

Bani Israel bukan hanya tersesat, tapi juga mendapat laknat dari Allah, lalu hati mereka menjadi keras. Maka tidak heran jika kecenderungan mereka mengubah wahyu Allah (Taurat dan Injil) dari makna yang sesungguhnya, melupakan ibadah dan amal saleh dan selalu berkhianat, kecuali sedikit dari kalangan mereka. Namun demikian,  Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar memaafkan dan berlapang dada terhadap mereka. Karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo